Misteri Hilangnya Rijal

    Pagi itu, lebaran pertama Rijal di rumah barunya. Rijal saat itu baru berusia 5 tahun. Namun karena di sekitar rumah tidak ada anak seusianya, maka Rijal memilih melewatkan hari di rumah kakek. Setelah sholat Ied dan halal bihalal dengan orang tua, kakek, nenek, paman, bibi dan adik sepupunya, Rijal berencana bersilaturahmi bersama si kembar Via Nia. 
      "Bu, nanti Rijal mau pergi silaturahminya bersama Via dan Nia ya?. Ibu sama bapak tidak usah menunggu Rijal"pinta Rijal dengan wajah penuh harap. "Ya, boleh. Tapi kalau sudah capek, Rijal pulang ya?"kata Bu Hida ibunya Rijal. Bu Hida bersama bapak, kakek dan neneknya melanjutkan silaturahmi ke rumah tetangga. Sementara itu Rijal tetap di rumah si kembar. 
        Setelah habis dhuhur, tiba-tiba pintu rumah Bu Hida diketuk seseorang.
      "Bu Hida, Rijal di rumah tidak? Katanya mau silaturahmi bareng saya dan dek Nia"kata Via. Bu Hida terperanjat kaget mendengar pertanyaan Via."Bukannya tadi sudah di rumahmu khan?"tanya Bu Hida dengan terbata-bata sedih. Via kemudian menceritakan kalau tadi pagi Rijal pamit mau pulang ganti baju dulu karena baju ysng digunakan basah terkena tumpahan es krim. Bu Hida tambah panik mendengar cerita Via. Karena dari pagi pintu rumah dikunci dan kunci dibawa silaturahmi ke tetangga. 
      "Maaf Bu, kalau Rijal tidak ada saya pulang dulu"Via pun pulang. Bu Hida kemudian berlari ke ruang tengah mencari Pak Pri, Bapaknya Rijal.
      "Pak, ternyata Rijal tidak bersama dengan Via Nia. Katanya sudah pulang dari tadi pagi. Jangan-jangan Rijal diculik!"kata Bu Hida kepada Pak Pri dengan sedih. "Coba dicari dulu di rumah Naufal, Zaky, Zain atau Ihsan. Siapa tau Rijal ada di sana"kata Pak Pri mencoba menenangkan. Bu Hida segera mengambil motor dan mencari Rijal di rumah teman-temannya. Namun tak seorang pun yang mengetahui keberadaan Rijal. Bu Hida sambil menangis kembali ke rumah dan mendekati Pak Pri yang sedang membaca koran.
       "Rijal sudah pulang belum, Pak?"tanya Bu Hida pada suaminya berharap Rijal sudah pulang. "Rijal belum pulang Bu. Ada yang tau keberadaan Rijal tidak?",Pak Pri balik bertanya. Bu Hida menceritakan bahwa Rijal tidak ada di rumah teman-temannya dan mereka tidak mengetahui keberadaannya. Dengan bijak Pak Pri memberi saran lagi.
       "Coba Ibu silaturahmi ke tetangga lagi, sambil menanyakan ada yang melihat Rijal tidak. Semoga nanti ketemu. Bapak di rumah saja, takut Rijal pulang. Bapak sekalian mau mencari rumput untuk sapi" kata Pak Pri. Bu Hida menguatkan hatinya dan kembali mencari Rijal. Dalam hatinya melantunkan doa, semoga Rijal segera ketemu dan baik-baik saja. Beberapa rumah sudah di datangi dan tidak ada yang tau Rijal di mana. Jarak dari rumah sudah hampir 1km. Tibalah di rumah Bu Martini. Bu Hida menyampaikan maksud kedatangannya. 
      "Maaf Bu Mar, saya kesini yang pertama mau silaturahmi. Yang kedua mau mencari Rijal. Dari tadi saya cari belum ketemu. Saya takut terjadi apa-apa dengan Rijal. Apakah Ibu lihat Rijal?" tanya Bu Hida dengan sedih. Bu Martini mendekati Bu Hida dan menepuk-nepuk pundaknya seraya berkata
      "Jangan kawatir, Rijal baik-baik saja. Bu Hida menunggu di rumah saja dan menenangkan hati. Baru saja Rijal dari sini bersama Pak Sudirin, Rois Masjid kita. Katanya tadi Rijal menangis di masjid lama sekali. Rijal mau pulang tapi tidak ada orang di rumah. Beruntunglah yang menemukan orang baik. Pak Sudirin mengajak Rijal silaturahmi ke mana-mana dan nanti akan mengantarkannya pulang"cerita Bu Martini. 
       "Terima kasih sekali Bu Mar atas informasinya. Saya sudah tenang kalau Rijal baik-baik saja. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi. Kali lain saya akan mengajak Rijal dan tidak membiarkannya sendirian"Bu Hida berkata dengan mata berbinar bahagia. Bu Hida segera mengambil sujud dan bersyukur misteri hilangnya Rijal sudah terungkap. Ia pun segera mohon ijin pulang karena ingin segera sampai rumah dan menceritakan kepada suaminya. 


      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mantan Terindah

Ku Ikhlaskan