Uniknya Romi

       Romi putra dari Bu Tina, usianya sekarang 5 tahun. Ia anak yang cerdas dan cekatan. Pagi itu rumah Bu Tina sudah heboh. Bu Tina mondar mandir mencari Romi.
      "Apakah Bapak melihat Romi? katanya tadi mau ikut Ibu ke pasar,"tanya Bu Tina pada Pak Sigit, suaminya yang sedang membaca koran di ruang keluarga. 
       "Tadi Romi main dekat Ibu tho? Coba di cari di teras. Siapa tau Romi bermain mobil-mobilan. Atau cari dulu di kamarnya, biasanya Romi menggambar kereta di sana,"ucap Pak Sigit mencoba menenangkan. Bu Tina kembali mencari. Semua kamar sudah dilihatnya. Kini Bu Tina ke teras penuh harap, dalam bathinnya ia berdoa semoga Romi di teras. Namun ketika sampai teras, ia tidak menemukan Romi. Bu Tina melihat gerbang rumah masih aman terkunci. Bu Tina kembali menemui suaminya.
        "Pak, Romi tidak ada. Sudah Ibu cari di semua kamar dan teras. Pintu gerbang masih terkunci. Ibu dari tadi fokus memasak jadi kurang memperhatikan Romi,"ucap Bu Tina mulai cemas. Pak Sigit akhirnya berhenti membaca koran dan mencoba mencari Romi. 
        "Mari kita cari bersama, Romi anaknya suka iseng, siapa tau ketika ibu mencari di dapur ia di kamar. Siapa tau ketika ibu mencari di kamar, ia ke dapur atau teras,"ucap Pak Sigit. Kini Bu Tina dan suaminya mencari Romi bersama-sama. Mereka memanggil-mangil Romi. Rumah mereka memang tergolong besar. Ada 4 kamar tidur, ruang keluarga, ruang ibadah, ruang kerja, ruang tamu dan dapur. Romi memang suka main petak umpet. Hampir satu jam mereka mencari, namun Romi belum ketemu. Karena di dalam rumah dan teras tidak ada, Bu Tina dan suaminya memutuskan mencari Romi ke luar rumah. Namun tiba-tiba pintu gerbang di ketok dari luar.
       "Assalamu'alaikum wr.wb. Bolehkah saya masuk?,"suara seorang ibu dari balik gerbang. Suara itu masih asing di telinga Bu Tina. 
       "Wa'alaikumussalam wr.wb. Sebentar saya bukakan pintu,"jawab Bu Tina. Bu Tina segera membuka gerbang rumahnya. Ia melihat Romi tertidur dalam gendongan seorang Ibu. Bu Tina segera menggendong Romi dan membawanya tidur ke dalam kamar Romi. Suami Bu 




Pak Sigit mengajak Ibu itu masuk ke dalam rumah. 
       "Maaf, Ibu siapa? Kenapa Romi bersama Ibu?,"tanya Suami Bu Tina. Setelah meletakkan Romi, Bu Tina ke ruang tamu ingin mengetahui peristiwa yang sebenarnya terjadi.
         "Mohon maaf sebelumnya, perkenalkan nama saya Bu Atun, saya kerja di toko mainan di depan rumah Ibu. Tadi saya lihat Romi memanjat gerbang. Romi kemudian ke Toko. Ketika saya tanya Romi hanya menjawab mau main saja. Romi sudah saya ingatkan dan saya suruh pulang, namun tidak mau. Karena banyak pembeli saya lupa kalau Romi sendirian. Saya menyadarinya ketika saya melihat Romi tertidur pulas di atas odong-odong yang tidak berjalan. Makanya saya membawa Romi pulang karena saya yakin Ibu dan Bapak pasti mencari-cari,"cerita Ibu dengan runtutnya.
       "Alhamdulillah ada Bu Atun, saya memang mencari-cari Romi dari tadi. Terima kasih ya Bu, Semoga Allah membalas kebaikan Ibu,"ucap Pak Sigit.
        "Terima kasih sekali Bu Atun, Semoga yang Bu Atun lakukan menjadi amak baik. Aamiin.aya sudah kawatir dengan Romi. Romi memang unik, saya tadi tidak berpikir Romi keluar gerbang. Padahal memang Romi sering keluar masuk gerbang tidak lewat pintu,"ucap Bu Tina. 
       "Iya Bu tidak apa-apa. Terima kasih untuk doanya. Saya merasa senang bisa membantu. Berhubung saya sudah menyerahkan Romi, saya permisi pulang dulu,"kata Bu Atun dengan lembut. 
       "Tunggu sebentàr ya,"pinta Bu Tina. Bu Tina kemudian ke dapur mengambil roti dan memberikannya kepada Bu Atun. 
        "Silahkan mencicipi roti buatan saya ya Bu,"kata Bu Tina. Bu Atun menerima roti dan berterima kasih atas roti hangat itu. Bu Tina mengantar Bu Atun sampai pintu gerbang. Bu Tina bersyukur masih ada orang baik sebaik Bu Atun. Semoga ini menjadi pengalaman terbaiknya untuk lebih memperhatikan Romi yang unik. Dalam benak Bu Tina ia berjanji akan lebih fokus menemani Romi. 

       

         
        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mantan Terindah

Ku Ikhlaskan