Suara Misterius

Ziyad Zaky Zinedine Zuhdi biasa dipanggil Zaky, putra pertama Bapak Ja'far dan Bunda Nais. Usianya sekarag 10 th. Zaky senang sekali bermain bulutangkis. Karena hobi itu Pak Ja'far memasukkannya ke Club Bulutangkis tingkat Kabupaten. Sore itu tiba-tiba Zaky mendekati Bundanya di dapur.
      "Bunda, Zaky sekarang sudah besar. Zaky ingin punya kamar sendiri. Teman-teman sekolah dan Club bulutangkis sudah banyak yang tidur sendiri,"cerita Zaky merajuk Bundanya. 
      "Nanti Bunda sampaikan Bapakmu dulu. Sebenarnya masih ada satu kamar, tapi untuk gudang. Kalau Bapakmu bersedia membereskannya, Zaky bisa tidur di sana. Ada jendela yang lebar juga. Dari jendela Zaky bisa melihat kebun pisang kita,"jawab Bunda Nais. Kemudian Bunda Nais ke ruang keluarga dan bicara dengan Pak Ja'far. Zaky melihat percakapan mereka dari kejauhan. Pak Ja'far kemudian mendekati Zaky.
       "Zaky serius mau tidur sendiri? Kalau Zaky yakin dan berani tidur sendiri, Bapak dibantu beres-beres ya?,"tanya Pak Ja'far memastikan cerita istrinya. Zaky mengangguk sambil tersenyum. Mereka berdua bersama-sama membereskan kamar. Akhirnya sebelum magrib beres juga. Kamar yang semula gudang kini bersih dan rapi. Ada tempat tidur, meja brlsjar, kursi dan almari pakaian untuk Zaky. Zaky tersenyum puas melihat kamarnya.
        "Terima kasih, Pak. Zaky sekarang punya kamar sendiri. Malam ini Zaky bisa tidur sendiri,"ucap Zaky kepada Pak Ja'far. 
         "Iya Zaky, tapi jangan lupa setiap hari disapu dan dibersihkan,"kata Pak Ja'far. 
        "Kak Zaky, Nizam boleh tidur dengan kakak tidak?,"Nizam bertanya penuh harap. 
       "Maaf, Nizam tidur sama Bunda dan Bapak saja. Tempat tidur Kakak cuma kecil. Besok kalau Bapak sudah belikan yang besar, Nizam boleh kok tidur sama Kakak,"Zaky berusaha menjelaskan. Setelah salat magrib, Nizam dan Zaky membaca Al Quran bersama. Setelah Isya, Nizam segera mengajak Bunda Nais tidur di kamar. Zaky pun segera ke kamar barunya.
       Malam itu tidak seperti biasanya. Nizam tidak tau mengapa tidak merasa mengantuk. Angin malam bertiup agak kencang. Malam mulai sunyi dan tiba-tiba ada suara yang menakutkan. Seperti ada seseorang yang sedang berjalan mendekati kamar Zaky dari luar.
      Srek...srek...srek...suara yang membuat Zaky ingin memanggil Bapaknya. Namun dalam sepi Zaky berkata sendiri.
      "Aku harus bisa melalui malam ini. Aku kan sudah besar. Ada Allah juga yang menjagaku,"ucap Zaky lirih. Suara misterius itu masih saja terdengar. Namun Zaky berusaha menenangkan hatinya. Ia membaca Al Fatihah, An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlas berulang kali sampai Nizam tertidur. Pagi harinya, Zaky pergi ke masjid bersama Pak Ja'far untuk salat subuh berjamaah. Setelah salat subuh, Zaky mandi dan bersiap ke sekolah. Sebelum berangkat sekolah ia memeriksa kamar tidurnya dari luar. Tidak ada tanda-tanda ada orang yang datang ke kamar itu. Tingkah Zaky dilihat oleh Pak Ja'far. Pak Ja'far mendekati Zaky dan ingin tau apa yang terjadi  
      "Ada apa Zaky? Sepertinya kamu mencari sesuatu,"tanya Pak Ja'far sambil mengusap kepala Zaky. Zaky menceritakan kejadian tadi malam yang membuat Ia tidak bisa tidur.
     "Zaky, lihatlah daun pisang yang dekat kamarmu itu. Kalau ada angin, daun itu pasti mengenai jendela kamarmu. Bapak yakin suara misterius itu adalah suara daun pisang itu. Zaky tidak perlu takut. Jendelamu ada teralisnya, pasti aman. Yakinkan dalam hati kita, Allah selalu menjaga kita,"ucap Pak Ja'far dengan bijak. 
       "Iya Pak, terima kasih.Alhamdulillah Zaky sekarang tambah yakin kok. Zaky berani tidur sendiri, Ada Allah yang selalu menemani,"ucap Zaky dengan semangat. Ia pun yakin malam ini bisa tidur dengan pulas.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mantan Terindah

Ku Ikhlaskan